Analisis Rawan Konflik Babi Hutan (Sus celebensis) dengan Masyarakat di Kawasan Taman Nasional Kelimutu

  • Ridwan Fauzi Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), KST Soekarno, Jl. Raya Jakarta-Bogor Km. 46, Cibinong, Bogor, Jawa Barat- Indonesia
  • Muhamad Yusup Hidayat Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), KST Soekarno, Jl. Raya Jakarta-Bogor Km. 46, Cibinong, Bogor, Jawa Barat- Indonesia
  • Tonny Wuryanto Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jl. Ir. Juanda No. 15 Bogor, Jawa Barat-Indonesia
  • Albertus Tamonob Taman Nasional Kelimutu, Jl. El Tari No. 16 Ende-Flores, Nusa Tenggara Timur-Indonesia
  • Grace Serepina Saragih Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), KST Soekarno, Jl. Raya Jakarta-Bogor Km. 46, Cibinong, Bogor, Jawa Barat- Indonesia

Abstract

Taman Nasional Kelimutu (TN Kelimutu) sebagai habitat alami flora dan fauna endemik membutuhkan keutuhan ekosistem yang mampu menopang kebutuhan hidup keanekaragaman hayati tersebut. Kelestarian fauna yang tinggal di kawasan TN Kelimutu erat kaitannya dengan kondisi wilayah penyangga di sekitar kawasan yang merupakan lahan garapan masyarakat sekitar taman nasional. Lebih khusus TN Kelimutu yang mempunyai luas hanya sekitar 5356,5 hektar sangat rentan adanya interaksi satwa yaitu babi hutan (Sus celebensis) dengan lahan/ pemukiman masyarakat. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah mengetahui persebaran satwa liar jenis babi hutan (Sus celebensis) serta potensi terjadinya konflik antara babi hutan (Sus celebensis) dan masyarakat di Taman Nasional Kelimutu. Pengamatan sebaran babi hutan (Sus celebensis) dilakukan dengan metode survei dan pengamatan lapangan. Klasifikasi citra dilakukan dengan analisis Maximum Likelihood Clasification dengan bantuan software ArcGIS 10. Berdasarkan analisis terdapat lima belas lokasi ditemukannya sebaran babi hutan di TN Kelimutu yang bersinggungan dengan kebun dan pemukiman. Jarak ditemukan sebaran babi hutan dengan pemukiman/ lahan warga yang paling dekat berkisar antara ± 0.6 km, sedangkan jarak paling jauh dengann lahan/ pemukiman sampai dengan ± 2.32 km. Jarak yang begitu dekat dengan lahan masyarakat menunjukkan bahwa interaksi babi hutan dengan masyarakat sangat rentan berpotensi sebagai wilayah konflik. Pengelolaan satwa liar khususnya babi hutan (Sus celebensis) ke depan patut memperhatikan ketersediaan pakan, ketersediaan tempat tinggal (habitat), ketersediaan air, dan ketersediaan ruang untuk berkembang biak.

Published
2023-12-01
How to Cite
FAUZI, Ridwan et al. Analisis Rawan Konflik Babi Hutan (Sus celebensis) dengan Masyarakat di Kawasan Taman Nasional Kelimutu. Prosiding Seminar Nasional Biologi, [S.l.], v. 3, p. 18-29, dec. 2023. ISSN 3032-1999. Available at: <https://jurnal.fmipa.unmul.ac.id/index.php/pbio/article/view/1246>. Date accessed: 21 nov. 2024. doi: https://doi.org/10.30872/pbio.v3i0.1246.

Most read articles by the same author(s)

Obs.: This plugin requires at least one statistics/report plugin to be enabled. If your statistics plugins provide more than one metric then please also select a main metric on the admin's site settings page and/or on the journal manager's settings pages.