Analisis Rawan Konflik Babi Hutan (Sus celebensis) dengan Masyarakat di Kawasan Taman Nasional Kelimutu
Abstract
Taman Nasional Kelimutu (TN Kelimutu) sebagai habitat alami flora dan fauna endemik membutuhkan keutuhan ekosistem yang mampu menopang kebutuhan hidup keanekaragaman hayati tersebut. Kelestarian fauna yang tinggal di kawasan TN Kelimutu erat kaitannya dengan kondisi wilayah penyangga di sekitar kawasan yang merupakan lahan garapan masyarakat sekitar taman nasional. Lebih khusus TN Kelimutu yang mempunyai luas hanya sekitar 5356,5 hektar sangat rentan adanya interaksi satwa yaitu babi hutan (Sus celebensis) dengan lahan/ pemukiman masyarakat. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah mengetahui persebaran satwa liar jenis babi hutan (Sus celebensis) serta potensi terjadinya konflik antara babi hutan (Sus celebensis) dan masyarakat di Taman Nasional Kelimutu. Pengamatan sebaran babi hutan (Sus celebensis) dilakukan dengan metode survei dan pengamatan lapangan. Klasifikasi citra dilakukan dengan analisis Maximum Likelihood Clasification dengan bantuan software ArcGIS 10. Berdasarkan analisis terdapat lima belas lokasi ditemukannya sebaran babi hutan di TN Kelimutu yang bersinggungan dengan kebun dan pemukiman. Jarak ditemukan sebaran babi hutan dengan pemukiman/ lahan warga yang paling dekat berkisar antara ± 0.6 km, sedangkan jarak paling jauh dengann lahan/ pemukiman sampai dengan ± 2.32 km. Jarak yang begitu dekat dengan lahan masyarakat menunjukkan bahwa interaksi babi hutan dengan masyarakat sangat rentan berpotensi sebagai wilayah konflik. Pengelolaan satwa liar khususnya babi hutan (Sus celebensis) ke depan patut memperhatikan ketersediaan pakan, ketersediaan tempat tinggal (habitat), ketersediaan air, dan ketersediaan ruang untuk berkembang biak.