Hubungan antara Intensitas Kontak Fisik dan Kecepatan Penularan Kutu Kepala (Pediculus humanus capitis)

Authors

  • Salshabilla Wahyu Anafi Program Studi S1 Biologi, Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman. Jl. Barong Tongkok No. 4 Kampus Universitas Mulawarman, Gunung Kelua, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia, 75242
  • Adinda Madhuri Program Studi S1 Biologi, Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman. Jl. Barong Tongkok No. 4 Kampus Universitas Mulawarman, Gunung Kelua, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia, 75242
  • Dewi Ratna Sari Program Studi S1 Biologi, Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman. Jl. Barong Tongkok No. 4 Kampus Universitas Mulawarman, Gunung Kelua, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia, 75242
  • Maria Elisabeth Jawa Program Studi S1 Biologi, Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman. Jl. Barong Tongkok No. 4 Kampus Universitas Mulawarman, Gunung Kelua, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia, 75242
  • Marthina Marthina Program Studi S1 Biologi, Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman. Jl. Barong Tongkok No. 4 Kampus Universitas Mulawarman, Gunung Kelua, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia, 75242
  • Sus Trimurti Program Studi S1 Biologi, Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman. Jl. Barong Tongkok No. 4 Kampus Universitas Mulawarman, Gunung Kelua, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia, 75242
  • Febry Rahmadhani Hasibuan Program Studi S1 Biologi, Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman. Jl. Barong Tongkok No. 4 Kampus Universitas Mulawarman, Gunung Kelua, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia, 75242

DOI:

https://doi.org/10.30872/q3cqse94

Keywords:

Ektoparasit, Inang, Kutu, Pedikulosis, Penularan

Abstract

Ektoparasit adalah parasit yang hidup di permukaan tubuh inangnya. Salah satu ektoparasit yang umum menginfeksi manusia adalah kutu kepala, Pediculus humanus capitis. Kutu kepala (pediculus humanus capitis) merupakan ektoparasit obligat yang secara eksklusif menghisap darah manusia dan hidup pada kulit kepala serta rambut. Prevalensi pedikulosis kapitis bervariasi di berbagai belahan dunia, dengan angka yang cukup signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui siklus hidup, cara penularan, dan gejala yang ditimbulkan oleh Pediculus humanus capitis. Metode yang digunakan terdiri atas dua pendekatan, yaitu pengamatan laboratorium dan studi literatur dengan jurnal yang sudah terakreditasi nasional. Pengamatan laboratorium melibatkan pembuatan preparat awetan kutu dengan tahapan: pengumpulan sampel, perendaman dalam alkohol 70%, pemanasan dalam larutan KOH, dehidrasi menggunakan alkohol bertingkat (60%, 70%, 80%, 90%), klarifikasi dengan xilena dan minyak cengkeh, serta mounting menggunakan Canada balsam pada kaca benda. Hasil pengamatan dilengkapi dengan tinjauan mendalam dari berbagai sumber literatur terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siklus hidup P. humanus capitis termasuk dalam metamorfosis tidak sempurna (hemimetabola), yang terdiri atas tahap telur (nit), nimfa, dan imago. Penularan utamanya terjadi melalui kontak langsung antarkepala dan secara tidak langsung melalui barang-barang yang terkontaminasi seperti sisir, helm, atau handuk. Gejala klinis utama infestasi kutu kepala adalah rasa gatal (pruritus) pada kulit kepala yang disebabkan oleh reaksi terhadap gigitan kutu. Hasil dari penelitian ini adalah P. humanus capitis memiliki siklus hidup sederhana, dengan penularan yang mudah terjadi, dan menimbulkan gejala gatal sebagai manifestasi utamanya.

Downloads

Published

2025-11-25

How to Cite

Hubungan antara Intensitas Kontak Fisik dan Kecepatan Penularan Kutu Kepala (Pediculus humanus capitis). (2025). Prosiding Seminar Nasional Biologi, 4, 1-9. https://doi.org/10.30872/q3cqse94