Burung Wiwik Kelabu (Cacomantis merulinus) Sebagai Pembawa Pesan Kematian Di Wilayah Jawa

Authors

  • Amelia Rizkia Julianti Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Cipasung Tasikmalaya
  • Anisa Solehah Nurwendah Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Cipasung Tasikmalaya

DOI:

https://doi.org/10.30872/w3309t14

Keywords:

Burung Wiwik Kelabu, Cacomantis merulinus

Abstract

Burung Wiwik Kelabu (Cacomantis merulinus) merupakan salah satu vertebrata dari kelas Aves yang memiliki bulu dan sayap. Burung Wiwik Kelabu (Cacomantis merulinus) yang memiliki karakteristik yang unik terutama kicauannya yang sering kali di kaitkan dengan mitos di daerah Jawa. Dalam budaya Jawa, suara khas burung ini sering dikaitkan dengan mitos kematian dan diyakini sebagai pertanda musibah, sehingga menjadikannya objek kajian menarik dalam ranah etnobiologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi serta menganalisis keterkaitan antara karakteristik, perilaku ekologis, dan makna simbolis Cacomantis merulinus dalam sistem kepercayaan masyarakat Jawa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui studi pustaka, wawancara, dan narasi etnografis.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa selain memiliki peran ekologis penting melalui perilaku brood parasitism, yaitu menitipkan telurnya pada sarang burung kecil seperti Prinia spp. dan mendorong anakan inang keluar untuk meningkatkan keberhasilan reproduksi, burung ini juga memiliki nilai kultural yang kuat. Suara vokalisasinya yang mendayu-dayu, terutama pada malam hari, secara konsisten ditafsirkan masyarakat sebagai simbol pertanda musibah. Di berbagai daerah Jawa, Burung Wiwik Kelabu (Cacomantis merulinus) memiliki berbagai makna simbolis yang berbeda berdasarkan pada penelitian sebelumnya.

Downloads

Published

2025-11-25

How to Cite

Burung Wiwik Kelabu (Cacomantis merulinus) Sebagai Pembawa Pesan Kematian Di Wilayah Jawa. (2025). Prosiding Seminar Nasional Biologi, 4, 1-8. https://doi.org/10.30872/w3309t14