PROFIL METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK ETANOL DAUN KATUK (Sauropus androgynus) DAN UJI IN-VITRO AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococcus aureus MENGGUNAKAN DIFUSI SUMUR
DOI:
https://doi.org/10.30872/bp.v17i1.1521Keywords:
Difusi sumur, Sauropus androgynus, Staphylococcus aureusAbstract
Infeksi bakteri primer pada kulit sering disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Bakteri ini dapat menyebabkan beberapa peradangan pada kulit, seperti bisul, impetigo, selulitis, dan mastitis. Salah satu tanaman obat yang berkhasiat mengobati bisul ialah daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.). Telah dilakukan pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun katuk terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 secara in-vitro. Ekstraksi daun dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 95%. Ekstrak etanol kasar diencerkan dengan pelarut dimetil sulfoksida (DMSO) 1% hingga berkonsentrasi 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100%. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode difusi sumuran agar. Parameter yang diukur ialah besarnya diameter zona hambat yang terbentuk disekitar sumur. Digunakan DMSO 1% sebagai kontrol negatif dan tetrasiklin HCl 0,1% sebagai kontrol positif. Desain penelitian ini menggunakan RAL dengan 5 perlakuan dan 2 kontrol, serta dilakukan 3 kali pengulangan. Rata-rata diameter zona hambat yang terbentuk dengan perlakuan ekstrak berkonsentrasi 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100% secara berurutan ialah 5,42; 5,83; 6,58; 7,00; dan 8,75 mm. Hasil analisis statistik menggunakan proGram SPSS versi 16.0 for windows menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun katuk berpengaruh secara signifikan terhadap DMSO 1% dan tetrasiklin HCl 0,1% dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 pada taraf kepercayaan 95%.
References
Balouiri, M., Sadiki, M., & Ibnsouda, S. K. (2016). Methods for in vitro evaluating antimicrobial activity: A review. Journal of Pharmaceutical Analysis, 6(2), 71–79.
Davis, W. W. & Stout, T. R. (1971). Disc plate method of microbiological antibiotic assay. II. Novel procedure offering improved accuracy. Applied Microbiology, 22(4), 666–670.
Guclu-Ustundag, Ö. & Mazza, G. (2007). Saponins: properties, applications and processing. Critical Reviews in Food Science and Nutrition, 47(3), 231–258.
Karou, D., Dicko, M. H., Simpore, J., & Traore, A. S. (2005). Antioxidant and antibacterial activities of polyphenols from ethnomedicinal plants of Burkina Faso. African Journal of Biotechnology, 4(8), 823–828.
Kaunang, W. P. J. (2022). Staphyloccocus aureus. Journal of Antimicrobial Chemotherapy, 15(2), 201–207.
Kusumawati, E. (2016). Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kecombrang (Etlingera elatior (Jack) R.M. Smith) terhadap bakteri Bacillus cereus dan Escherichia coli menggunakan metode difusi sumur. Polhasains Jurnal Sains Dan Terapan Politeknik Hasnur, 04(April), 26–34.
Kusumawati, E., Apriliana, A., & Yulia, R. (2017). Kemampuan Antibakteri ekstrak etanol daun nangka (Atrocarpus heterophyllus Lam.) terhadap Escherichia coli. Jurnal Sains Dan Kesehatan, 1(7), 327–332.
Panche, A. N., Diwan, A. D., & Chandra, S. R. (2016). Flavonoids: an overview. Journal of Nutritional Science, 5(e47): 1-15.
Rahmi, M. & Putri, D. H. (2020). Aktivitas antimikroba DMSO sebagai pelarut ekstrak alami. Serambi Biologi, 5(2), 56–58.
Sunani, S. & Hendriani, R. (2023). Classification and pharmacological activities of bioactive tannins. Indonesian Journal of Biological Pharmacy, 3(2), 130–136.
Susanti, N. M., Budiman, I. N., & Warditiani, N. (2014). Skrining fitokimia ektrak etanol 90 % daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.). Jurnal Farmasi Udayana, 3(1), 83–86.
Swamy, M. K. (2020). Plant-Derived Bioactives: Chemistry and Mode of Action. Gateway East: Springer Nature Singapore.
Valgas, C., De Souza, S. M., Smânia, E. F. A., & Smânia, A. (2007). Screening methods to determine antibacterial activity of natural products. Brazilian Journal of Microbiology, 38(2), 369–380.