Analisis Pengaruh Indeks Kebahagiaan terhadap Tingkat Pengangguran dan Partisipasi Angkatan Kerja di Indonesia Menggunakan Structural Equational Modeling

Muhammad Latif Muhaimin; Muhammad Bayu Nirwana; Respatiwulan Respatiwulan

Muhammad Latif Muhaimin Universitas Sebelas Maret
Muhammad Bayu Nirwana Program Studi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret, Indonesia
Respatiwulan Respatiwulan Program Studi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Abstract

Pengangguran merupakan salah satu masalah sosial yang dapat merusak perekonomian suatu negara. Pengangguran berhubungan dengan tingkat partisipasi angkatan kerja. Seseorang yang ada dalam usia yang termasuk dalam angkatan kerja tetapi belum bekerja akan masuk ke dalam kelompok pengangguran terbuka. Tekanan sosial agar segera bekerja akan memberi beban mental dan bisa memengaruhi kesejahteraan seseorang. Indeks kebahagiaan adalah salah satu indikator yang bisa digunakan untuk mengukur kesejahteraan di Indonesia. Indeks kebahagiaan merupakan konstruk laten yang tidak bisa diukur secara tepat dan pasti karena merupakan konsep sosial. Salah satu metode yang bisa digunakan untuk mengolah konsep sosial adalah Structural Equational Modeling (SEM). Indeks kebahagiaan dibagi menjadi empat dimensi dan dilakukan analisis terhadap gabungan antara tingkat pengangguran dan partisipasi angkatan kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu variabel laten tidak signifikan sehingga dilakukan pemodelan ulang sehingga didapat model dengan seluruh variabel independen yang signifikan. Indeks kebahagiaan dimensi makna hidup adalah faktor yang memiliki pengaruh paling besar terhadap tingkat pengangguran dan partisipasi angkatan kerja.

References

[1] Diener, E., & Seligman, M.E.P. (2004). Beyond Money. Psychological Science in the Public Interest, 5(1), 1–31.
[2] Easterlin, R. A., dan Sawangfa, O. (2010). Happiness and Economic Growth: Does the Cross Section Predict Time Trends? Evidence from Developing Countries. International Differences in Well-Being, 4000.
[3] Stiglitz, J. E., Sen, A., Fitoussi, J. P. (2009). Report by the Commission on the Measurement of Economic Performance and Social Progress. SSRN Electronic Journal, January.
[4] Richard, P. (2004). The Economics of Adjustment and Growth. Editorial UPR. Los Angeles.
[5] Anggorowati, M.A. (2022). https://www.kompas.id/baca/bebas-akses/2022/01/20/memahami-indeks-kebahagiaan. 25 November 2022.
[6] Elvirawati, E. F. H. (2020). Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Terhadap Indeks Kebahagiaan di Indonesia. Universitas Bung Hatta.
[7] Hanum, Masnah. (2013). Pengaruh Lingkungan Perpustakaan, Pelayanan Perpustakaan, Dan Minat Baca Terhadap Motivasi Baca Mahasiswa Uns Menggunakan Model Persamaan Struktural. FMIPA Jur. Sains Matematika.
[8] Purwanti, Y. (2022). Pengaruh Faktor Pendidikan dan Ekonomi pada Indeks Kebahagiaan di Indonesia. Jurnal Transformatif Unkriswina Sumba, 11(1), 1-13.
[9] Badan Pusat Statistik. (2022). Statistik Indonesia 2022. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
[10] Sumarsono. (2009). Ekonomi Sumber Daya Manusia Teori dan Kebijakan Publik. Graha Ilmu. Yogyakarta.
[11] Mankiw, N. G. (2003). Teori Makro Ekonomi Terjemahan. In Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
[12] Sukirno, S. (2007). Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan Edisi Kedua. Kencana.
[13] Simanjuntak, P. J. (1985). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Andi Edisi Pertama.
[14] Veenhoven, Ruut. (1988). The Utility of Happiness. Social Indicators Research. 20. 333-354.
[15] Bollen, K.A. (1989). Structural Equations with Latent Variables. John Wiley and Sons, Inc., New York.